Puisi Wiji Thukul
PERINGATAN
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gasat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu
Apa guna punya ilmu
Kalau hanya untuk mengibuli
Apa gunanya banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Di mana-mana moncong senjata
Berdiri gagah
Kongkalikong
Dengan kaum cukong
Di desa-desa
Rakyat dipaksa
Menjual tanah
Tapi, tapi, tapi, tapi
Dengan harga murah
Apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
Pada puisi pertama, berisi peringatan bahwa rakyat dapat menyuarakan pendapatnya. Peringatan tersebut ditujukan rakyat untuk pemerintah. Pada bait "suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan" mempunyai makna bahwa pemerintah harus menerima kritikan dari rakyatnya.
Pada puisi kedua, berisi sindiran kepada pemerintah. Sepintar apapun seseorang, jika kepintarannya hanya untuk membodohi orang lain maka ilmu itu tidak ada gunanya.